Sunday, July 16, 2017

Cumi-cumi raksasa terdampar di Santa Monica


Foto yang memperlihatkan cumi-cumi raksasa tengah terdampar ini dikabarkan berasal dari pantai Santai Monica. Hewan laut ini diklaim sebagai korban radiasi yang diduga berasal dari pembangkit listrik tenaga nuklir, Fukushima di Jepang.

Menurut kabar yang beredar, cumi-cumi raksasa ini berukuran sekitar 160 kaki (sekitar 49 meter). 


Alasan hewan ini berukuran sangat besar adalah, karena hewan ini terkena radiasi Fukushima, sehingga memicu pertumbuhan yang tidak terkendali atau dalam sebutan lain mengalami gigantisme radioaktif.


Bahkan, berita tentang cumi-cumi ini sempat muncul di Twitter, dengan hastag #RadioaciveGigantism dan #GiantSeaCreature. 


Sebenarnya banyak sekali keganjilan dalam foto ini, seperti yang dapat terlihat dalam komentar berikut, yang menanggapi kemunculan hewan terdampar di Santa Monica :

"Kemungkinan besar tubuh binatang itu akan rata dengan tanah dan tidak mencuat seperti itu, kecuali jika binatang itu dikeraskan atau dalam keadaan kaku."

Di pantai Santa Monica pun tidak ada laporan tentang adanya cumi-cumi raksasa yang terdampar.

Charles Paxton, seorang peneliti di University of St Andrews di Skotlandia, yang telah lama mempelajari berapa lama cumi-cumi raksasa dapat tumbuh, dia mencatat bahwa cumi-cumi raksasa berukuran sekitar 15 atau 16 meter, setidaknya pernah ditemukan di Selandia Baru.

Mengenai foto cumi-cumi di Santa Monica, dia mengatakan : "Tentakel itu melar sehingga mungkin terjadi kesalahan."

"Saya pikir jika cumi-cumi berukuran 160 kaki ada di sekitar kita, seharusnya kita sudah menemukan yang berukuran 80, 90, dan 100 kaki, dan kenyataanya hal itu belum terjadi" ujarnya.

Objek cumi-cumi dalam foto tersebut memang nyata, tapi fotonya palsu. 


Objek cumi-cumi itu diambil dari foto cumi-cumi yang terdampar di Cantabria, Spanyol. 

Kemudian ukuran cumi-cumi tersebut diperbesar dan dimasukan ke dalam foto ikan paus yang terdampar di Chili.

Cumi-cumi yang terdampar di Cantabria, Spanyol


Ikan paus yang terdampar di Chili

No comments:

Post a Comment