Monday, September 11, 2017

Legenda Bondegezou


Bondegezou berarti ("manusia hutan") atau dikenal juga sebagai Dingiso (Dendrolagus mbaiso), adalah roh legendaris dan leluhur dari orang-orang Moni di Papua Barat Nugini, Indonesia.

Bondegezou digambarkan sebagai makhluk menyerupai pria kecil yang ditutupi bulu hitam dan putih yang tinggal di pohon. 


Bondegezou memiliki perut berwarna putih, dengan kepala, punggung, dan anggota badan lainnya berwarna hitam. 

Dikatakan sebagai pemanjat pohon, tetapi sering juga terlihat berdiri di tanah menggunakan kedua kakinya (bipedal).


Pada tahun 1980an, sebuah foto dari Bondegezou dikirim ke Ilmuwan Australia Tim Flannery. 


Pada awalnya mereka mengidentifikasi makhluk itu sebagai kangguru pohon muda. Namun, pada bulan Mei 1994, Flannery melakukan survei satwa liar di wilayah tersebut, dan menemukan bahwa makhluk dalam foto tersebut termasuk hewan baru bagi sains.

Flannery memberi hewan ini nama ilmiah mbaiso yang berarti "binatang sakral", atau "binatang terlarang" dalam bahasa lokal suku Moni karena keyakinan mereka bahwa ini adalah roh leluhur mereka.


Film dokumenter tentang Dingiso pertama kali diputar pada tahun 2009 oleh BBC Pasifik Selatan, setelah melakukan pencarian selama 11 hari dibantu oleh masyarakat sekitar.

Meski cerita tentang Bondegezou telah ada sejak dulu, penyelidikan serius tentang makhluk ini terjadi pada tahun 1994, ketika seorang ilmuwan berhasil mendapatkan kulit dan tulang dari hewan yang dinyatakan sebagai spesies mamalia baru.

Bondegezou bukanlah primata, tapi sejenis kangguru pohon paling aneh yang pernah dilihat oleh manusia.


Hewan itu menghabiskan banyak waktu di tempat lapang daripada di pepohonan, dan memiliki beberapa tingkah laku aneh mirip manusia, salah satunya berdiri dengan menggunakan kaki belakangnya.


Saat ini, Bondegezou termasuk sebagai spesies kangguru pohon endemik yang berada di Provinsi Papua di pulau Nugini, di timur laut Indonesia. 


Bendegezou juga termasuk marsupial yang tinggal di hutan, dan menghabiskan sebagian besar waktunya di permukaan tanah.

Diketahui tinggal di hutan Alpine, atau di kawasan pegunungan Sudirman, sekitar 3250-4200 meter di atas permukaan laut. 


Saat ini Bendegezou terdaftar sebagai spesies langka dalam daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature).


Menurut pengelola wisata Carstensz, Maximus Tipigau, Dingiso mirip seperti koala yang ada di Australia. 


Namun, perbedaannya adalah hewan ini memiliki ekor panjang, dan hanya ada di Papua. 

Dingiso termasuk hewan yang hidup dari satu pohon ke pohon lainnya. Hewan pemakan buah-buahan ini sering diajak oleh penduduk setempat untuk makan bersama.


"Ini spesies yang langka, hampir punah karena diburu oleh penduduk setempat untuk disantap, karena dagingnya empuk. Karena itulah, kami sedang bersosialisasi dengan penduduk setempat agar Dingiso tidak diburu. Iya, hewan ini termasuk herbivora dan hidup di pohon-pohon. Hewan ini juga pintar, karena kami sering mengajaknya makan bersama," Ujarnya.


Kisah mengenai Bondegezou ini sekaligus menjadi contoh baik tentang bagaimana seekor binatang yang benar-benar nyata, dapat tetap tersembunyi dari sains, terutama jika mereka tinggal di daerah terpencil, dan dikaburkan oleh cerita rakyat.

Hal Ini menunjukkan bahwa semua orang perlu berpikiran terbuka terhadap makhluk cryptid, karena mereka yang asalnya dianggap tidak nyata, sewaktu-waktu bisa berubah menjadi sangat nyata, dan mungkin itu adalah spesies yang tidak pernah orang-orang bayangkan.

(Sumber : cryptidz.wikia, Wikipedia)

No comments:

Post a Comment