Monday, September 11, 2017

Penemuan fosil binatang Prasejarah oleh Petani Argentina


Sekitar Desember tahun 2015, seorang petani bernama Jose Antonio Nievas menemukan cangkang raksasa di samping sebuah sungai di Pertanian lokal setempat. Awalnya dia mengira bahwa itu adalah telur dinosaurus. Namun, setelah diteliti lebih lanjut, ternyata itu adalah fosil milik hewan prasejarah.

Peristiwa itu terjadi tepat pada hari natal saat Jose Antonio Nievas memutuskan untuk berjalan-jalan mengelilingi pertanian Carlos Spegazzini dekat Benos Aires di Argentina. 


Saat itulah dia melihat sesuatu yang tampak seperti telur raksasa berada di dekat dasar sungai yang berlumpur.


Awalnya Nievas mengira bahwa benda bersisik hitam itu adalah teluar dinosaurus, karena bentuknya yang begitu besar dan tidak biasa untuk ukuran sebuah telur biasa. 


Dia pun bergegas pulang untuk memberitahu keluarganya.

Dalam sebuah wawancara, istrinya mengatakan : "Suami saya pergi dengan mobil dan saat kembali, dia berkata 'Hei, saya baru saja menemukan telur yang terlihat seperti berasal dari dinosaurus', katanya."

"Kami semua tertawa karena kami pikir itu adalah lelucon," ujar Reina Coronel.



Nievas mengatakan bahwa ketika ditemukan, objek itu tidak begitu jelas karena seluruhnya tertutup lumpur. Saat dia mulai menggali di sekitarnya, ukuran keseluruhannya perlahan mulai terlihat, dan pada akhirnya objek ini diketahui berukuran 3 kaki (1 meter).


Beberapa ahli yang melihat objek itu dari televisi, mengatakan bahwa kemungkinan itu adalah cangkang milik nenek moyang armadillo yang telah punah lebih dari 10.000 tahun yang lalu, bernama glyptodon.


Ahli paleontologi, Alejandro Kramarz dari Bernadino Rivadavia Natural Sciences Museum, mengatakan :

"Tidak ada keraguan lagi bahwa itu terlihat seperti Glyptodon."

"Hewan itu telah punah ribuan tahun yang lalu dan sangat umum untuk menemukan fosil mereka di wilayah ini," ujarnya.


Glyptodon termasuk herbivora dengan berat mencapai satu ton, dan mereka memiliki cangkang kuat seperti pelindung lapis baja tebal, yang sangat berguna untuk melindungi mereka dari predator.

Setiap glyptodon memiliki ekor berlapis baja yang diyakini oleh para ahli paleontologi hal itu mereka gunakan untuk menyerang satu sama lain. 


Saking kuatnya, mereka bisa menghancurkan cangkang lawannya yang juga sesama glyptodon.


Hal unik dalam penemuan ini adalah cangkang yang ditemukan oleh Nievas terlihat masih dalam kondisi bagus, tentunya hal ini sangatlah langka.

Karena cangkangnya terlihat sempurna untuk sebuah objek yang telah berumur sekitar 10.000 tahun, beberapa orang percaya mungkin itu adalah tipuan.

Meskipun ada kemungkinan cangkang itu palsu, Profesor Adrian Lister dari Natural History Museum di London, berpikir bahwa objek itu sebenarnya bisa berasal dari fosil glyptodon asli.

"Saya pikir sangat mungkin ini adalah asli," ujarnya kepada Daily Mail.

Kurator di American Museum of Natural History's Department of Mammalogy, Dr. Ross MacPhee, juga percaya bahwa itu adalah fosil asli.

"Ini terlihat cukup nyata. Cangkang dalam kondisi lengkap jarang ditemukan, tapi ini memang terjadi," ujarnya kepada Daily Mail.

Dr Bill Sellers dari University of Manchesteralso percaya bahwa cangkang itu berasal dari glytodon.

"Glyptodon tidak begitu tua, karena mereka berasal dari pleistosen, sehingga anda bisa mendapatkan preservasi yang sangat bagus."


"Di sisi lain, cangkang itu seharusnya berukuran sekitar dua meter, tapi saya kira pasti hewan itu berada dalam usia muda atau remaja."

Adrian Lister juga menjelaskan bahwa sangat umum untuk menemukan fosil yang terkubur di tepi sungai, maupun di sungai itu sendiri, karena air yang mengalir menyebabkan pengikisan tanah secara bertahap, yang kemudian memudahkan penemuan sebuah fosil, kerang, atau tulang yang sudah tua. 


Tapi untuk menemukan hal seperti ini, tentu saja ini sangat jarang terjadi.

Penemuan ini membuktikan bahwa bukti sejarah selama bertahun-tahun, masih tersimpan dengan baik berada di bawah permukaan bumi, dan tinggal menunggu waktu untuk ditemukan.

No comments:

Post a Comment