Saturday, February 3, 2018

Legenda Water Elephants (Gajah air)


Gajah air seharusnya merupakan keluarga semi akuatik dari gajah Afrika.

Pada awal abad ke-20, sebuah laporan muncul dari Afrika mengenai jenis gajah aneh yang dikenal sebagai gajah air Afrika.

Makhluk ini digambarkan sebagai gajah berbentuk aneh yang sebagian besar hidup di wilayah air keruh yang dalam, dan mungkin pemakan tanaman air.

Laporan tentang makhluk ini berasal dari rawa-rawa antara Danau Mai-Ndombe dan Danau Tumba.

Salah satu laporan penampakan yang tercatat berasal dari awal abad ke-20 ketika penjelajah Prancis melaporkan telah melihat sekelompok makhluk seperti gajah setinggi 2 sampai 2,5 meter di wilayah yang sekarang kenal sebagai Kongo.

Kelima makhluk itu berdiri setinggi 2,5 meter, leher memanjang, punggung melengkung, kulit seperti kuda nil, telinga seperti telinga gajah kecil, dan kepala gajah namun tanpa gading dengan belalang kecil (lebih mirip kepala tapir raksasa).

Penduduk asli menyebutnya sebagai Congolese water elephant (gajah air Kongo).

Penduduk setempat mengatakan kepada penjelajah bahwa binatang ini adalah makhluk langka yang menghabiskan sepanjang hari di air, dan hanya datang ke darat pada malam hari untuk merumput.

Pada tahun 2005, seorang pilot yang terbang di atas Danau Tumba mengklaim telah melihat kawanan gajah berpenampilan aneh yang sesuai dengan deskripsi sebelumnya.

Gajah air dikatakan menyerupai moeritherium atau mungkin deinotherium yang berhasil bertahan hidup sampai zaman modern di pedalaman hutan Republik Demokratik Kongo.

Moeritherium (kerabat gajah yang hidup pada masa Eocene)

Deinotherium (kerabat raksasa dari gajah modern yang muncul di
Pertengahan Miosen dan berlanjut hingga Awal Pleistocene)

Penulis, Philippe Coudray memiliki teori bahwa bertahannya gajah yang telah punah mungkin bisa terjadi, dengan merujuk kepada sepotong bukti fisik langka yang ditemukan di Ethiopia pada tahun 1904.

Dia mencatat bahwa penemuan gading melengkung sepanjang 72 cm, dan dalam garis lurus sepanjang 56 cm, telah ditemukan dalam keadaan tidak memfosil, menunjukkan bahwa binatang itu "tidak hidup dalam waktu begitu lama".

Menurut struktur gading, ahli zoologi menduga bahwa itu milik binatang di keluarga proboscideans (gajah).

Deinotherium

Sebagaimana disebutkan dalam panduan, karena struktur gading itu nampaknya mengarah ke bawah, satu spesies gajah mungkin dikenal di catatan fosil. Gajah prasejarah ini dikenal sebagai deinotherium, yang seukuran gajah afrika saat ini. Spesies cryptid itu (Congolese water elephant) mungkin berukuran lebih kecil.

(Sumber : cryptidz.wikia, carnivoraforum)

No comments:

Post a Comment