Misteri makhluk legendaris Yeti dikabarkan dapat dipecahkan setelah seorang ilmuwan memotret pelaku sebenarnya di balik mosnter tersebut.

Madhu Chetri, peneliti di Nepal National Trust for Nature Conversation, berulang kali telah diperingatkan tentang Yeti oleh penduduk setempat di desa-desa utara.

"Saya mendengar beberapa kali cerita tentang pertemuan antara Yeti dan penggembala desa."

"Yang satu mengatakan dia bertemu dua Yeti - satu (Yeti) sedang menggali marmut dan yang lainnya berbaring dengan satu kaki terlipat seperti manusia."


Beberapa bahkan memperlihatkan bukti makhluk tersebut, seperti rambut, jejak kaki, dan lubang yang digali oleh makhluk yang berburu marmut Himalaya.

Namun, Chetri tidak yakin bahwa yang mereka hadapi adalah semacam makhluk mitos atau makhluk yang belum dikenal, dan berpikir Yeti mungkin benar-benar hanyalah beruang coklat Tibet.

"Pada September 2007, saat saya berada di daerah Damodar Kunda di Mustang, saya melihat makhluk itu (Mithe) dengan mata kepala sendiri. Saya menggunakan teropong dan memasang kamera di atasnya untuk merekam pergerakannya."

"Saya juga melihat bahwa (makhluk) itu memiliki 'kerah' seperti syal kekuningan di lehernya, mirip dengan (kerah pada) beruang coklat Tibet."


Beruang coklat di daerah dataran tinggi Nepal belum pernah dipelajari secara rinci.

Kehadiran beruang coklat Himalaya telah dikonfirmasi di India, dan beruang coklat Tibet di Tibet, tetapi tidak ada yang tahu dengan pasti subspesies mana atau mungkin spesies yang sama sekali berbeda, yang berada di antaranya, di Nepal.

Daftar yang diambil dari para peneliti seperti Chetri, memperkirakan populasi beruang coklat di negara itu hanya 20 individu, menjadikannya sebagai spesies yang sangat terancam punah di Nepal.

"Ketika kami menyiapkan panduan lapangan untuk mamalia Nepal, kami tidak tahu seperti apa beruang coklat itu dan berapa ukuran relatifnya terhadap beruang lain. Beruang coklat tidak pernah didokumentasikan oleh para ilmuwan."

Setelah penampakan awal pada tahun 2007, gambar yang jelas dari hewan tersebut berhasil didapatkan pada tahun 2013.

Madhu Chetri, yang saat itu memulai Ph. D. nya pada macan tutul salju, memasang perangkap kamera di sekitar lokasi di mana penduduk setempat mengatakan mereka telah melihat seekor beruang.

"Saya menyimpan kamera di lokasi yang dipilih selama sekitar 35 hari dan berhasil mendapatkan beberapa bidikan hewan itu. Kali ini, menurutnya, foto-foto itu menunjukkan secara meyakinkan bahwa Mithe - pengetahuan tentang Yeti - tidak lain adalah beruang coklat Tibet."



Dia kemudian menyiapkan artikel jurnal dan mengirimkannya untuk ditinjau.

Setahun sebelumnya, pada tahun 2012, para pejabat telah meluncurkan rencana aksi konservasi beruang coklat di Nepal.

Rencana itu mengutip penelitian yang tidak dipublikasikan bahwa beruang coklat Tibet ada di Nepal.

Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2017 membuat klaim yang sama, tetapi mendapat lebih banyak perhatian karena adanya bukti genetik yang diperoleh dari sampel tulang, gigi, kulit, rambut dan tinja yang sebelumnya dikaitkan dengan Yeti, lalu menjadi milik beruang.

Gambar perangkap kamera lainnya terus menyoroti keberadaan beruang coklat Tibet di berbagai bagian Nepal.

"Pentingnya studi saya yang baru-baru ini diterbitkan, adalah bahwa itu menyajikan gambar perangkap pertama dari beruang coklat Tibet di Nepal."

Naresh Kusi, peneliti yang berkerja di wilayah trans-Himalaya Nepal, mengatakan penelitian ini penting karena beruang coklat, meskipun sangat umum di tempat lain, sangatlah langka di Nepal.

Ini berarti bahwa menemukan mereka dan mempelajarinya adalah tantangan besar.

"Pada tahun 2017, saat (beruang) terlihat di daerah Kanchenjunga, orang-orang percaya itu adalah babi hutan."

Menurut Chetri :

"Mengidentifikasi spesies dan subspesies hewan yang ditemukan di negara itu adalah langkah pertama menuju konservasi dan langkah pertama itu telah diambil untuk beruang coklat Tibet di Nepal."

"Namun, kami belum mengetahui apakah sepupu mereka, beruang coklat Himalaya (tanpa syal kuning) dan ditemukan di India barat laut, juga ada di Nepal."


Chetri menjadi lebih yakin bahwa penampakan Yeti sebenarnya adalah beruang yang diamati di alam liar.


"Penduduk setempat, terutama keluarga nomaden, telah beberapa kali menunjukkan kepada saya sampel rambut dan jejak kaki beruang coklat Tibet di padang rumput dataran tinggi yang dikatakan milik Yeti."

*) Jejak kaki beruang coklat Tibet yang disalah artikan sebagai jejak Yeti


"Juga, tanda-tanda penggalian marmut Himalaya dapat dilihat di Mustang atas (Upper Mustang) - orang orang umumnya mengatakan ini dilakukan oleh 'Mithe' yang berarti Yeti."

"Tapi, marmut Himalaya juga merupakan salah satu makanan favorit beruang-beruang ini."

*) Lubang marmut Himalaya yang sering dikaitkan dengan Yeti tetapi pelaku sebenarnya adalah beruang coklat Tibet


"Populasi kecil dari beruang coklat Tibet ada di Nepal. Penampakannya jarang terjadi, tetapi jejak kaki dan tanda-tanda penggaliannya cukup mudah terlihat di Mustang atas selama musim panas ketika marmut keluar dari hibernasi."


Bagi Chetri, adanya foto-foto itu menyelesaikan teka-teki Mithe atau makhluk mirip Yeti yang berkeliaran di wilayah Himalaya Nepal, yang pertama kali dia dengar 20 tahun yang lalu.

Penelitian lain juga menunjukkan bahwa melalui analisis genetik, rambut dan sampel lain yang dikaitkan dengan Yeti, hasilnya ternyata berasal dari beruang.

(Sumber : Yeti mystery SOLVED as scientist snaps true culprit behind mythical monster sightings)