Studi terbaru menemukan bahwa makhluk laut yang disebutkan dalam manuskrip Norse Kuno abad ke-13, yang menurut sejarawan adalah monster mitologis, sebenarnya adalah paus yang menggunakan strategi berburu yang dikenal sebagai trap atau tread-water feeding.

Para ilmuwan baru menjelaskan perilaku ini sekitar satu dekade lalu setelah melihat paus bungkuk dan paus bryde menunggu makanan dengan mulut terbuka lebar dalam posisi tegak, dan tidak bergerak di permukaan air.

Ikan menganggap rahang paus sebagai tempat berlindung dari pemangsa, tidak menyadari bahwa mereka telah berenang ke dalam bahaya.

John McCarthy, arkeolog maritim di College of Humanities, Arts dan Social Sciences, di University of Australia mengatakan kepada Live Science :

"Saya sedang membaca beberapa mitologi Nordik dan memperhatikan makhluk ini, yang menyerupai perilaku makan paus yang viral. Begitu kami mulai menyelidiki sedikit lebih jauh, kami melihat kesamaan yang benar-benar cukup mencolok."

Ahli biologi, arkeolog, dan ahli sastra & bahasa abad pertengahan, bekerja sama menyelidiki kesamaan antara perilaku monster abad pertengahan, Hafgufa dengan strategi makan paus.

Para peneliti melacak referensi Hafgufa ke teks Alexandria abad ke-2 Masehi, yang disebut Physiologus, yang berisi gambar makhluk mirip paus yang disebut "aspidochelone" dengan ikan yang melompat ke mulutnya.


Menurut para peneliti, pelaut abad pertengahan mungkin tahu bahwa Hafgufa adalah sejenis paus, bukan monster laut yang fantastis.

Orang Nordik adalah pelaut besar, dan sebagian besar perjalanan yang akan dilakukan orang pada abad pertengahan adalah perjalanan memancing, sehinga mereka memiliki tingkat pengetahuan yang sangat tinggi mengenai pasang surut, arus, pola gelombang serta soal ikan.

Dalam kisah Orvar-Odds abad ke-14, Hafgufa dikatakan sebagian besar tinggal di bawah ombak, dan hanya sedikit menembus permukaan sehingga bisa membuka rahangnya yang besar, lalu menunggu dengan sabar mangsa untuk berlayar di antara giginya yang berbahaya.

Para pelaut mengatakan Hafgufa sangat besar sehingga kapal kadang berlayang ke mulutnya, salah mengira rahang dan gigi sebagai batu yang naik dari laut.


Dalam manuskrip Norse kuno, Hafgufa mengeluarkan parfum yang menarik ikan ke dalam mulutnya.

Menurut studi, aroma khusus ini merujuk pada bau "kubis busuk" yang terkait dengan cara makan paus. Paus bungkuk dan paus Bryde juga menghasilkan bau yang berbeda ketika mereka memuntahkan makanan mereka untuk memikat lebih banyak mangsa ke rahang mereka.

Mungkin muncul pertanyaan, mengapara para ilmuwan modern baru-baru ini mengetahuinya ?

Salah satu penjelasannya adalah bahwa teknologi seperti drone memungkinkan kita untuk mengamati populasi paus dengan lebih mudah daripada sebelumnya.

Penjelasan kedua adalah bahwa populasi paus baru saja mulai pulih menuju ukuran populasi alami mereka, sebelum perburuan paus, dan perilaku mereka berubah seiring dengan meningkatnya jumlah mereka.

Dalam beberapa tahun terakhir, paus telah terlihat di permukaan air dengan rahang terbuka lebar menunggu kawanan ikan untuk berenang langsung ke mulut mereka.


Ahli biologi kelautan awalnya mengira perilaku ini adalah sifat yang baru berkembang, sebelum mereka menemukan bahwa laporan serupa sudah ada dalam catatan kuno tentang monster laut, lebih dari 2.000 tahun yang lalu.

"Saya terkejut bahwa deskripsi Norse tentang Hafgufa sangat mirip dengan perilaku yang ditunjukan dalam video paus dengan perangkapnya."

"Faktanya, perilaku yang digambarkan di teks abad pertengahan, yang tampaknya tidak mungkin dipercaya, hanyalah perilaku paus yang tidak kita amati, tetapi (orang-orang) abad pertengahan dan (orang-orang) kuno (berhasil) mengamatinya."

"Sangat menarik bahwa orang-orang pada abad pertengahan dan kuno dapat melihat paus dan dapat berada cukup dekat untuk bisa mengamati perilakunya secara akurat sementara orang modern tidak melihatnya."

"Dengan menemukan deskripsi ini di abad pertangahan dan manuskrip kuno, kami dapat benar-benar memberi para ilmuwan banyak bukti yang mereka pikir telah hilang."

"Meskipun orang-orang abad pertengahan tidak memiliki tingkat pengetahuan tentang sains yang sama dengan kita, mereka benar-benar cukup akurat dalam penggambaran mereka dan membuat tebakan yang bagus dengan informasi yang mereka miliki.

Studi ini diterbitkan pada Selasa, 28 Februari 2023 di jurnal Marine Mammal Science.

(Sumber : Mystery of ancient ‘sea monsters’ solved as accounts linked to whale feeding trick)